Sejarah Bahasa Indonesia
PENDAHULUAN
Bahasa
Indonesia berasal dari bahasa melayu. Bahasa melayu merupakan sebuah bahasa
Autronesia yang di gunakan sebagai lingua france (bahasa pergaulan).
Tentang
penyebaran penutur, Robert Blust menyatakan bahwa penutur bahasa Austronesia
merupakan fenomena besar dalam sejarah umat manusia, untuk pertama kalinya
istilah bahasa melayu disebutkan sekigtar 683- 686 M. angka ini tercantum pada
beberapa prasati berbahaa melayu kuno dari Palembang dan Bangka.
Ahli
bahasa tidak dapat menyimpulkan apakah bahasa melayu klasik merupakan lanjutan
dari bahasa melayu kuno, hal ini disebabkan terputusnya bukti – bukti tertulis padda abad ke-9 hingga abad ke-13.
Catatan yang menggunakan bahasa melayu klasik pertama kali berasal dari
prasasti trengganu pada tahun 1303. Bahasa melayu klasik ini lebifh berkembang
seiring dengan perkembangan agama islam di mulai dari aceh pada abad ke -14.
Bahasa
melayu memiliki 2 bentuk, yaitu
a) Melayu
pasar
Melayu pasar seiring dipakai dalam
kehidupan sehari – hari. Bentuk ini mudah di mengerti, memiliki toleransi
kesalahan yang tinggi, dan fleksibel dalam menyerap istilah dari bahasa latin.,
b) Melayu
tinggi
Melayu tinggi merupakan bentuk yang
lebih resmi. Pada masa lalu bentuk ini di gunakan pada keluarga keraajaan di
Sumatra, Malaya, dan jawa.bentuk ini lebih sulit karena penggunaanya sangat
halus, penuh sindirin agak sulit dimengerti xibanding melayu pasar, tingkat
toleransi kesalahan yang rendah dan tidak espresif seperti bahasa melayu pasar.
Kelahiran Bahasa Indonesia
Bahasa
Indonesia dianggap lahir atau diterima keberadaanya pada sumpah pemuda 28
oktober 1928 yang menyebut sebagai bahasa persatuan. Namun secara resmi, bahasa
Indonesia baru di akui keberadaanya pada tanggal 18 agustus 1945. Undang –
Undang dasar RI 1945 pasal 36 menyebut bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi.
:
Bahasa Indonesia merupakan dialek baku dari bahasa melayu riau. Hal ini
sebagaimana diungkapkan oleh kihajar dewantara dalam kongres bahasa Indonesia 1
tahun 1939 di solo jawa tengah
“jang dinamakan ‘Bahasa Indonesia’
jaitoe bahasa melajoe jang soenggoepoen pokonja bersal dari ‘Melajoe Riaoe’
akan tetapi jang soedah ditambah, dioebah atoe dikoerangi menoeroet keperloean
zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di
seloeroeh Indonesia, pembaharoean bahasa melajoe hingga menjadi bahasa
Indonesia itoe haroes dilakoekan aoleh koeum ahli jang beralam baharoe, ialah
alam kebangsaan Indonesia”.
Perkembangan Bahasa Indonesia
1.2.1
Usaha
Penyempurnaan Ejaan
Ejaan
mengatur tentang penggunaan tanda baca meliputi tanda titik (.), tanda koma
(,), tanda titik koma(;), tanda titik dua (:), tanda kurung (), tanda sku (…),
tanda petik (“), tanda apostrof (‘), tanda seru (!), tanda Tanya (?), tanda
persen (%), tanda hubung (-), tanda pisah ( - ), tanda miring (/), hingga tanda
elipspsis (…).
Ada
beberapa perkembnagam ejaan bahasa indonesi, yaitu
1) Ejaan
van ophuijsen
Ejaan ini merupakan
ejaan bahasa melayu dengan huruf latin.
Ciri – ciri dari ejaan ini yaitu:
a) Huruf j,misalnya
jang, pajah, dsb.
b) Huruf
oe, misalnya goeroe, itoe, dsb.
c)
Tanda diakritik, seperti koma ain,
dan tanda trem, misalnya ma’moer, ‘akal,
dsb.
2) Ejaan
soewandi
Ejaan ini dipilih
pemerintah Indonesia di awl kemerdekaan untuk menggantikan ejaan van Ophuijsen.
Ejaan ini resmi mengggantikan ejaan van ophuisjsenpada tanggal 19 maret 1997.
Ciri – ciri ejaan ini yaitu
a) Huruf
oe diganti dengan u, misalkan umur,
guru, dsb.
b) Bunyi
hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, misalkan tak, pak, dsb.
c) Kata
ulang boleh ditus dengan angka2, misalkan kanak2, dsb.
d) Awalan
di dan kata depan ditulis serangkain dengan kata yang mendampinginya, misalka
di pasar..
3) Ejaan
melindo
Melindo merupankan singkatan
dari melayu – Indonesia. Ejaan ini dikenal pada tanggal 1959.peresmian ejaan
ini batal karena factor perkembangan politik pada tahun – tahun berikutnya.
4) Ejaan
yang disemournakan (EYD).
Ejaan ini dipakai
hingga saat ini, lebih dari 30 tahun ejaan ini masih di pertahankan ejaan ini
diresmikan pada tanggal 16 agustus 1972 oleh presiden repiublik Indonesia,
yaitu almarhum presiden soeharto.
1.2.2
perkembangan
bahasa
pada
tanggal 28 oktober 1928 para pemuda dari beberapa daerah, sperti Sumatra, jawa,
sulaweasi, dll. Berkumpul, peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa sumpah
pemud. Salah satu butir dalam sumpah pemuda sangat penting dalam perkembangan
bahasa Indonesia. Pada saat itulah bahsa Indonesia dianggap sebagai pemersatu.
Pada
tanggal 25 – 28 juni 1938, diadakn kongres bahasa Indonesia 1 di solo, kongres
ini menyimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia
dilakukan secara sadar oleh cendikiawan dan budayawan Indonesia.
Isi kongres tersebut
antara lain:
1) setuju
mengambil bahsa asing untuk ilmu pengetahuan yang di ambil dari pembedarahan
umum
2) Perlu
menyusun tata bahasa Indonesia yang baru
3) Ejaan
yang di gunakan yaitu ejaan van ophuijsen
4) Wartawan
sebaiknya mencari jalan untuk memperbaiki bahasa dalam persurat kabaran
5) Bahsa
Indonesia supaya dipakai dalam segala badan perwakilan
6) Istilah
– istilah internasioanl di ajarkan di sekolah
7) Bahasa
Indonesia hendaknya digunakan sebagai bahasa hokum dan sebagai pertukaran
pikiran di dalam dewan – dewan perwakilan
8) Perlu
didirikan sebuah lembaga dan fakultas untuk mempelajari bahasa Indonesia
Kemerdekaan
indononesia juga menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.
Hal
in sebagaimana dituagkan dalam undang – ungang dasar RI 1945 pasal 36. Undang – undang dasar ini ditandatanngani
sehari setelah proklamasi kemerjdekaan, tepatnya tanggal 18 agustus 1945".
BAB
II
Penulisan ejaan pada
bahasa Indonesia mengacu pada ejaan yang di sempurnakan (EYD). EYD merupakan
kaidah – kaidah penulisan tanda baca dan huruf yang harus ditaati oleh para
pemakai bahasa.
.Beberapa
kaidah dan contoh penggunaan tanda baca dalam penulisan baku.
2.1.1
Penggunaan tanda baca titik (.),
koma (,), titik dua (:), tanda seru (!), tanda Tanya (?), tanda persen (%),
seharusnya diketik rapat pada huruf yang mendahuluinya.
Contoh:
tidak baku
a) Hal
itu salah !
b) Apakah
hal itu dapat dibenarkan ?
c) Jumlah
karyawan sekitar 15 %.
Baku
a) Hal
itu salah!
b) Apakah
hal itu dapat dibenarkan?
c) Jumlah
karyawan sekitar 15%.
2.1.2
Penggunaan tanda kutip (“….”) dan
tanda kurung (), diketik rapat dengan huruf yang diapit.
Contoh:
tidak baku
a) Ketujuh
kelompok “ sepadan “.
b) Suku
ini berasal dari ( daerah ) baduy.
Baku
c) Ketujuh
kelompok“sepadan“.
d) Suku
ini berasal dari (daerah) baduy.
2.1.3
Penggunaa tanda sama dengan (=),
lebih besar (>), lebih kecil (<), tam bambah (+), kurang (-), dan bagi
(:), diketik dengan jarak spasi satu ketukan sebelum dan sesudah.
Contoh:
tidak baku
a) n=5
b) n>5
c) x+y
d) a:b=c
baku
a) n
= 5
b) n
> 5
c) x
+ y
d) a
: b = c
Penulisan Huruf
Huruf
Kapital atau Huruf Besar
1) Huruf
capital dipakai pada huruf pertama pada awal kalimat, misalnya
a) Kami
menggunakan barang produksi dalam negeri.
b) Siapa
yang dating tadi malam?
c) Ayo,
angkat tanganmu tinggi – tinggi.
2) Huruf
capital dipaki pada huruf pertama petikan langsung, misalya
a) “Kapan
kita ke Taman Safari?”
b) Bapak
menasihatkan “Jaga dirimu baik – baik, nak”
3) Huruf
capital dipakai huruf pertama unsur – unsur nama orang.
a) Sule
b) Indah
4) Huruf
capital dipakai pada huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dsn bahasa.
a) Bangsa
Indonesia
b) Bahasa
Indonesia
Huruf
Miring
1) Huruf
miring dalam cetakan digunakan untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam karangan, misalya:
a) Majalah
Horison
b)
Tabloid Nova
c) Surat
kabar Kompas
2) Huruf
miring dalam cetakan digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, atau kelomppok, misalnya:
a) Huruf
pertama kata Allah ialah a
b) Dis
bukan menipu, maliankan ditipu.
. Huruf Tebal
Huruf tebal digunakan
untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar table, daftar
lambing, daftar pustaka, indeks, dan lampiran, misalnya:
Judu : KETERAMPILAN MENULIS
Bab :
BAB I PENDAHULUAN
Bagian bab : 1.1 Latar belakang
Daftar indeks, dan
lampiran:
DAFTAR
ISI
DAFTAR
TABEL
DAFTAR
LAMBANG
DAFTAR
PUSTAKA
INDEKS
LAMPIRAN
Penulisan Kata
Penulisan kata sering
kali digunakan tidak tepat. Kesalahan yang sering dilakukan meliputi kata
gabung berimbuhan, kata depan, partikel, ungkapan idiomatic, dan ungkapan
penghubung. Kesalahan penulisan kata juga sering digunakan pada kata baku.
Kata gabung berimbuhan
Imbuhan (afikasi)
ditulis serangkai rapat dengan kata yang mendahuluinya, misalnya:
1) Bertanggungjawab Penulisan awalan ber – ditulis serangkai dengan kata yang
mengikuti
2) Pertanggungjawabkan Penulisan akhiran kan – ditulis serangkai dengan kata yang
mendajuluinaya.
DIKSI
Secara etimologi, kata
diksi berasal dari dictionary (inggris:diction) yang berarti perihal pemilihan
kata.
Pilihan kata sangat
penting dalam penulisan karya ilmiah, apabila pelihan kata tidak tepat,
rangkaian kalimat menjadi tidak efektif dan informasi yang di smapaikan tidak
jelas.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kata adalah sebagai berikut.
1) Ketepatan
makna
Ketepatan makna
berkaitan dengan pemilihan kata agar dapat mengungkapkan gagasan penulis.
2) Kecermatan
memilih
Kecermatan mamilih
berkaitan dengan memilih kata dengan baik.
3) Keserasian
konteks
Keserasian konteks erat
kaitannya dengan kemampuan penggunaan kata – kata yang sesuia dengan konteks
dan kelaziman bahasa itu.
teknik pemilihn kata
1) Memilih
kata baku
2) Menghindari
kata yang termasuk jargon
3) Menghindari
kata dimana, yang mana.
4) Memilih
kata lugas bermakna denotative
5) Memilih
kata bersinonim
6) Memilih
kata ganti, kata dari dan dari pada, kasus, kebijakan dan kebijaksanaan.
7) Memilih
ungkapan idiom dan ungkapan penghubung yang tepat
8) Menghindari
penggunan frasa yang bersinonim secara bersamaan
Definesi Kalimat
Kalimat adalah satuan
bahasa terdiri dari satu kata/lebih yang bersifat mandiri dan berorintasi
final. Kemandirian kalimat memiliki arti bahwa susunan kata yang terangkai
dapat berdiri sendiri, tampa bergantung pada yang lain.
Untuk lebih memahami
definisi mandiri dan berorintasi final, perhatikan contoh berikut:
1) Gadis
itu menakjubkan. (disebut kalimat)
2) Itu
gadis menakjubkan. (disebut kalimat)
3) Gadis
menakjubkan itu. (bukan kalimat)
Analisis fungsi kalimat
(S,P,O,Pel,dan K) ketiga kalimat di atas sebagai berikut:
1) Gadis
itu menakjubkan. (disebut kalimat)
S P
2) Itu
gadis menakjubkan. (disebut kalimat)
S P
3) Gadis
menakjubkan itu. (bukan kalimat)
S
Kalimat (3) belum dapat
disebut sebagai kalimat karena belum beorintasi fina, belum memiliki informasi
yang lengkap, dan masih dapat di lanjutkan.
Pola dasar kalimat
Pola dasar kalimat
dapat berupa kalimat verbal, nominal, kalimat adjektif, kalimat
adverbal/kalimat preposional.
Contoh:
1) Ibu
membaca jurnal pendidikan.
S(KB) P(kk) O
Kalimat ini disebut
vormal karena memiliki predikat berupa kata kerja membaca.
2) Bapak
sorang guru besar.
S(KB)
P(kk)
Kalimat disebut kalimat
nominal/ekuatif karena memiliki predikat berupa kata benda berintikan guru.
3) Anak
itu cantik.
S(KB) P(kk)
Kalimat ini disebut
kalimat adjekteval/statif karena memiliki predikat berupa kata sifat cantik.
4) Perginya
tadi.
S(KB) P(kk)
Kalimat ini disebut
kalimat adverbal karena predikat berupa kata keteragan tadi.
5) Kakinya
tiga.
S(KB) P(kk)
Kalimat ini disebut
kalimat numeralia karena memiliki predikat berupa kata bilangan tiga.
6) Ibu
ke kampus.
S(KB) P(kk)
fungsi kalimat menurut
Kridalaksana.
1) Subjek
adalh bagian klausa yang berwujud nomina atau frasa nomina.
2) Predikat
adalah bagian klausa yang menandai apa yang dilakukan oleh pembicara.
3) Objek
adalah kelompok nomina yang melengkapi verba tertentu dalam klausa.
4) Pelengkapan
adalah kata atau frase yang melengkapi kata atau frase lain.
5) Keteranagan
adalah kelompok kata yang dipakai untuk meluaskan atau membatasi makna subjek
atau predikat dalam klausa.
jenis kalimat
berdasarkan perluasan fungsi
1) kalimat
inti
yaitu kalimat yang
terdiri dari 2 kata yang memiliki subjek dan predikat.
Contoh: adik tidur
S P
2) kalimat
luas
yaitu kalimat yang
memperluas fungsinyya
contoh: didin sudah
menulis judul skripsi sejak lama.
S P O K
berdasarkan jumlah klausa
1) kalimat
tunggal
yaitu kalimat yang
terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat, dan boleh diperluas dengan
salah satu atau lebih unsur tambahan.
2) Kalimat
majemuk
Yaitu kalimat yang
mengandung dua pola kalimat atau lebih.
Kalimat majemuk terdiri
atas:
a) Sebuah
kalimat tunggal yang bagian – bagiannya diperluas sedemikian rupa, sehingga
kalimat tersebut membentuk satu atau lebih kalimat baru.
b) Penggabungan
dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua
atau lebih kalimat.
kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan gagasan dari
penulis kepada pembaca secara tepat menyimpulkan gagasan yang sama antara
penulis dan pembaca.
Ciri – ciri kalimat efektif
1. Kesatuan
gagasan
Kesatuan gagasan yaitu
menampakkan gagasan.
2. Kesejajaran
atau kepararelan
Yaitu penggunaan bentuk
kata atau frase imbuhan yang sama derajatnya, sama pola atau susunan ferba,
unsur kedua dan seterusnya juga harus ferba.
3. Kelogisan
Yaitu kalimat efektif
yang harus mudah di fahami, unsur pembentuknya harus memiliki hubungan logis
yang dapat diterima akal sehat.
4. Kehematan
Yaitu adanya hubungan
jumlah kata yang digunakan dengan makna yang diacu, tidak menggunakan kata
mubazir jika makna yang di acu sudah di jangkau.
5. Penekanan
Yaitu upaya untuk mempertegas
bagian kalimat yang memang perlu untuk di tonjolkan.
4.6
Sebab – sebab kalimat tidak efektif
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang
tidak memiliki sifa – sifat yang terdapat pada kalimat efektif.
Sebab – sebab kalimat tidak efektif
1. Kontaminasi
Kalimat kontaminasi
yaitu kalimat yang tidak mengandung kata – kata yang sesuai atau tidak
beraturan.
2. Pleonasme
Yaitu bentuk pemakaian
kata berlebihan.
3. Ambiguitas
Yaitu sebuah bantuk
yang memiliki tafsiran makna gambar.
4. Tidak
memiliki subjek
Yaitu kalimat yang dimaksut tidak
memiliki subjek disini adalah tidak ada perintah dari nara sumbernya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar